Hai Sahabat Jajandikit, Kota Semarang tak hanya punya Lawang Sewu, Simpang Lima, dan Kota Lama yang fotogenik. Di balik arsitektur kolonial dan geliat modern, Kota ini merupakan salah satu kota kuliner di Indonesia yang menyimpan beragam kuliner khas Semarang yang kaya cerita dan cita rasa.
Letaknya yang strategis sebagai pelabuhan dan pusat niaga sejak zaman kolonial membuat kuliner Semarang menyerap banyak pengaruh budaya dari Tionghoa, Arab, Jawa, hingga Belanda. Hasilnya adalah perpaduan rasa manis, gurih, pedas, dan asam dalam sajian-sajian yang sederhana, tapi berkesan.
Berikut ini 10 makanan khas Semarang yang wajib kamu coba saat menyusuri kota ini. Beberapa mungkin sudah sering kamu dengar, tapi ada pula yang masih jadi hidden gem lokal.
1. Lunpia Semarang
Lunpia (atau lumpia) Semarang sudah eksis sejak abad ke-19, buah perkawinan budaya Tionghoa dan Jawa. Isiannya berupa rebung, telur, dan daging ayam atau udang, dibungkus kulit tipis lalu digoreng atau disajikan basah. Disantap dengan saus kental, cabai rawit, dan daun bawang.
Rekomendasi: Lunpia Gang Lombok, Lunpia Mbak Lien
2. Tahu Gimbal

Tahu goreng, lontong, tauge, kol mentah, telur dadar, dan “gimbal” (udang goreng tepung), disiram sambal kacang yang diulek kasar. Rasanya manis, gurih, dan sedikit pedas. Mirip pecel tapi dengan karakter kuat khas Semarang.
Rekomendasi: Tahu Gimbal Pak Man
3. Soto Bangkong

Soto ayam khas Semarang punya kuah bening, aroma bawang putih yang kuat, dan isian suwiran ayam, bihun, telur rebus, dan sedikit tomat. Kuliner khas Semarang ini disajikan dengan sambal, jeruk nipis, dan kerupuk. Nama “Bangkong” berasal dari lokasi aslinya di Jl. Bangkong.
Rekomendasi: Soto Bangkong Jl. Brigjen Katamso
4. Nasi Ayam Semarang
Disajikan dengan suwiran ayam, sambal goreng labu siam, telur rebus, dan kuah santan gurih, nasi ayam Semarang jadi pilihan sarapan yang mengenyangkan. Biasanya kuliner khas Semarang ini disajikan dengan semangkok kecil sayur pepaya muda.
Lokasi favorit: Alun-alun Kauman, sore hingga malam
5. Sego Koyor
Koyor adalah urat sapi atau jeroan bagian leher yang dimasak dengan bumbu manis gurih ala Semarang. Teksturnya kenyal dan lembut. Sego koyor biasanya disajikan dengan nasi, sambal, dan kadang-kadang telur bacem.
Rekomendasi: Warung Makan Mbak Tum
6. Babat Gongso
Babat (jeroan sapi) dimasak dengan kecap, cabai, bawang, dan tomat. Kuliner khas Semarang ini rasanya pedas manis dan gurih, biasanya disajikan dengan nasi putih panas atau lontong. Cocok untuk penggemar olahan jeroan.
Rekomendasi: Nasi Goreng Babat Gongso Pak Karmin Mberok
7. Wingko Babat

Kue berbahan dasar kelapa parut, ketan, dan gula. Dipanggang hingga beraroma gosong manis. Awalnya berasal dari Babat (daerah di Lamongan), tapi berkembang dan populer sebagai oleh-oleh khas Semarang.
Rekomendasi: Wingko Babat Cap Kereta Api
8. Bandeng Presto

Bandeng dibumbui bawang, kunyit, garam, lalu dipresto (dimasak tekanan tinggi) hingga durinya lunak. Disajikan utuh atau goreng tepung, sering dijadikan oleh-oleh favorit dari Semarang.
Rekomendasi: Bandeng Juwana Elrina
9. Es Cong Lik
Es campur legendaris dengan isian alpukat, kelapa, pacar cina, dan tape. Nama “Cong Lik” berasal dari panggilan Tionghoa, artinya “anak kecil.” Penjualnya sudah berjualan sejak 1980-an.
Lokasi: Dekat Toko Oen, Jalan Pemuda
10. Kue Moho dan Ganjel Rel

Jajanan khas ini adalah jenis roti kukus khas Semarang dari pengaruh Tionghoa, bertekstur empuk seperti bakpau. Sementara ganjel rel adalah roti kayu manis dengan wijen yang padat dan legit, dinamai karena bentuknya mirip bantalan rel kereta.
Rekomendasi: Pasar Johar, Pasar Semawis
Kuliner Semarang adalah refleksi dari keberagaman kota ini: ada pengaruh Jawa, Tionghoa, Belanda, dan Arab yang bercampur jadi harmoni rasa. Di balik setiap gigitan tahu gimbal atau lunpia, ada jejak sejarah panjang yang bisa diceritakan sambil menikmati pemandangan Kota Lama.
Jadi, Sahabat jajandikit jangan hanya mampir. Nikmati Semarang lewat rasa. Karena kuliner bukan hanya soal kenyang, tapi juga soal mengenal jiwa kota.