Pernah kepikiran kenapa combro disebut combro? Atau dari mana asalnya si bulat pedas gurih ini? Di balik bentuknya yang sederhana, combro menyimpan cerita panjang dari sejarahnya yang berlapis rasa, hingga kita rela menunggu Ibu untuk selesai menggoreng combro hangat
Hari ini kita kupas habis: apa sih combro itu, sejarah dan kenapa makanan ini masih eksis di tengah gempuran croffle dan takoyaki.
Si “Oncom di Jero“
Combro, kependekan dari “oncom di jero” Dalam bahasa sunda yang artinya oncom di dalam. Kudapan khas Jawa Barat berisi oncom yang dibumbui pedas, lalu dibalut dengan parutan singkong yang digoreng hingga berwarna kuning keemasan.
Combro memiliki tekstur yang renyah di luar, pedas dan gurih di dalam. Sekilas bentuknya mirip kroket, tapi rasa dan aromanya jauh lebih nendang. Aromanya khas, apalagi kalau isinya pakai oncom gembus yang ditumis cabai rawit. Duh jadi kepengen.
Sejarah Combro: Dari Dapur Sunda ke Jalanan Ibu Kota
Asal-usul combro erat dengan budaya kuliner Sunda. Dalam buku Makanan Tradisional Indonesia: Aneka Kue Tradisional terbitan Balai Pustaka (1995), combro termasuk dalam daftar makanan rakyat yang berasal dari daerah Priangan (wilayah Bandung dan sekitarnya). [Sumber: Arsip Balai Pustaka]
Namun, sejarah combro bisa dirunut lebih jauh, yakni dari sejarah oncom itu sendiri, yang menjadi bahan isian dari combro.
Oncom: Jejak Fermentasi Nusantara
Menurut penelitian dari Puslitbang Pertanian (Departemen Pertanian), oncom sudah dikonsumsi masyarakat Sunda sejak abad ke-18. Oncom berasal dari fermentasi ampas tahu atau bungkil kacang dengan jamur Neurospora intermedia.
Dari hasil fermentasi ini, oncom bukan cuma bergizi, tapi juga murah meriah, biasanya di konsumsi masyarakat pedesaan yang ingin lauk tapi terbatas secara ekonomi.
Nah, dari sini kita bisa bayangkan, masyarakat Sunda membuat camilan dari parutan singkong yang didapat dari hasil berkebun, lalu diisi oncom yang dapat dibeli dengan harga tetjangkau, kemudian digoreng buat sarapan atau bekal kerja. Maka lahirlah combro!
Baca Juga : Manfaat Oncom, Makanan Murah yang Penuh Gizi
Kenapa Orang Dulu Makan Combro?
Alasannya simpel tapi penuh makna:
- Bahan mudah didapat – Singkong dan oncom adalah bahan yang terjangkau, lokal, dan tersedia di kebun atau pasar.
- Bisa jadi pengganti lauk – Dengan rasa pedas gurih, combro bisa jadi teman nasi atau langsung disantap.
- Bertahan lama – Kalau digoreng kering, combro bisa tahan seharian. Cocok untuk bekal ke sawah atau pasar.
Menurut Edi S. Ekadjati dalam buku Masyarakat Sunda dan Kebiasaannya, bahwa orang Sunda memang punya kebiasaan ngemil di sore hari setelah seharian bekerja. Combro jadi kudapan yang mudah dibuat dan bisa dinikmati bersama teh panas di saung.
Kapan Biasanya Orang Makan Combro?
- Pagi hari sebagai pengganjal perut sebelum sarapan nasi.
- Sore hari buat teman ngopi atau ngeteh.
- Acara keluarga seperti arisan atau kumpulan ibu PKK.
- Bekal kerja ke sawah atau kebun.
- Di pasar tradisional, combro biasanya dijual mulai jam 6 pagi bareng gorengan lain seperti misro, bala-bala, dan cireng.
Baca Juga : 29 Jajanan Tradisional Indonesia yang Wajib dicoba!
Siapa Saja yang Makan Combro?
Dulu, combro identik dengan rakyat biasa. Tapi hari ini? Semua kalangan menikmatinya: Ibu rumah tangga suka karena murah dan bisa dibuat di rumah, Anak kos doyan karena bisa beli sepuluh ribu dapat lima. Karyawan kantoran pun suka beli combro di depan minimarket bareng kopi sachet, bahkan di kafe-kafe tematik Sunda, combro kadang dimodifikasi jadi “Combro Keju” atau “Mini Combro Spicy” buat selera kekinian.
Dimana Bisa Beli Combro?
Kamu bisa nemuin combro di Pasar tradisional: Hampir semua pasar di Jawa Barat punya penjual combro, ada juga di kios jajanan pagi, Gerobak gorengan pinggir jalan: Yang jualan bala-bala, tahu isi, biasanya juga bawa combro, Toko oleh-oleh khas Sunda, bahkan sekarang banyak dijual di Platform online. Banyak UMKM sekarang jual combro frozen yang bisa digoreng sendiri di rumah.
Cara Membuat Combro

Ini dia resep combro klasik yang bersumber dari Buku Resep Jajanan Tradisional Jawa Barat (Depdikbud, 1986) dan masih banyak dipakai hingga kini.
Bahan kulit:
- 500 gr singkong parut, peras airnya sedikit
- 1 sdt garam
- 1 batang daun bawang iris halus
Bahan isi:
- 150 gr oncom, remas dan tumis
- 5 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 8 buah cabai rawit (atau sesuai selera)
- 1 sdt gula
- ½ sdt garam
- Minyak goreng untuk menumis
Cara membuat:
- Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan oncom, aduk rata.
- Tambahkan gula dan garam, koreksi rasa. Angkat dan dinginkan.
- Campur singkong, garam, dan daun bawang jadi adonan.
- Ambil satu sendok makan adonan, pipihkan, beri isian oncom, bulatkan.
- Panaskan minyak, goreng combro hingga keemasan. Tiriskan.
Tips: Gunakan oncom yang benar-benar matang agar tidak bau asam, dan jangan terlalu basah supaya combro tidak meledak saat digoreng.
Teman dalam perjalanan waktu yang panjang
Combro bukan cuma makanan. Ia adalah teman dari panjangnya perjalanan waktu. Ia mengajarkan kita bahwa makanan sederhana bisa punya rasa yang dalam dan nostalgia yang kuat.
Di zaman serba instan, combro tetap punya tempat. Karena siapa sih yang bisa nolak kulit renyah singkong dan isian pedas gurih oncom yang meledak di mulut?
Kalau kamu belum pernah coba, coba sekarang. Kalau udah lama gak makan combro, yuk cari gerobak terdekat.