Bogor, jajandikit.id – Di setiap sudut jalan, dari warung kecil hingga kafe kekinian, pisang goreng selalu punya tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia. Camilan sederhana berbahan dasar pisang ini bukan hanya soal rasa manis dan gurih yang memanjakan lidah, tetapi juga terdapat fakta menarik pisang goreng, mulai dari cerita panjang yang lekat dalam perjalanannya. Pisang goreng sudah menjadi bagian dari budaya kuliner Nusantara sejak berabad-abad lalu, dan hingga kini, pesonanya belum pernah pudar.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa konsumsi pisang di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 24,71 gram/kapita/hari, dan sebagian besar diolah menjadi berbagai produk olahan, termasuk pisang goreng. Popularitas ini makin meningkat seiring munculnya inovasi kuliner, dari pisang goreng keju hingga pisang nugget yang sempat viral di media sosial. Tak heran, pisang goreng bukan sekadar camilan murah meriah, melainkan juga ikon jajanan rakyat yang terus beradaptasi dengan zaman.
Pisang Goreng Sudah Ada Sejak Abad ke-16
Fakta menarik pisang goreng yang pertama adalah bahwa camilan ini sudah ada sejak kedatangan bangsa Portugis ke Nusantara pada abad ke-16. Mereka membawa teknik menggoreng dengan minyak, sementara pisang sudah lama tumbuh subur di Indonesia. Dari sinilah lahir perpaduan unik yang bertahan hingga kini.
Variasi Pisang Goreng di Setiap Daerah
Walaupun namanya sama, pisang goreng punya ragam berbeda di tiap daerah. Di Jawa, pisang goreng sering dijual dengan tepung sederhana dan kadang diberi taburan gula. Bahkan di Sumatra, ada pisang goreng kipas dengan potongan pisang yang dibelah menyerupai kipas. Di Makassar, dikenal pisang epe yang dipipihkan lalu dibakar dan disiram saus gula merah. Bahkan, di Medan ada pisang goreng keju yang kini populer hingga ke luar negeri.
Jadi Ikon Kuliner di Asia Tenggara
Fakta menarik pisang goreng lainnya adalah bahwa pisang goreng tidak hanya populer di indonesia melainkan juga populer di Malaysia, Brunei, hingga Filipina. Di sana, camilan ini disebut dengan nama pisang goreng, pisang kepok, atau bahkan banana cue di Filipina. Bedanya, mereka kadang menambahkan gula karamel atau madu untuk memberikan rasa manis yang lebih pekat. Fakta ini menunjukkan bahwa pisang goreng adalah warisan kuliner Asia Tenggara yang mendunia.
Banyak Inovasi Modern
Pisang goreng kini tidak lagi hanya soal pisang dan tepung. Inovasi modern menghadirkan topping beragam seperti cokelat, keju, susu kental manis, hingga matcha dan oreo. Bahkan ada tren pisang nugget yang mengubah bentuk pisang goreng menjadi potongan kecil dengan lapisan tepung lebih tebal, lalu diberi berbagai topping manis. Walau begitu, rasa klasik pisang goreng sederhana tetap tak tergantikan.
Pisang Goreng Punya Hari Perayaan Sendiri
Fakta unik lainnya, ternyata ada National Banana Day yang diperingati di beberapa negara untuk merayakan buah pisang dan olahannya, termasuk pisang goreng. Walau tidak resmi di Indonesia, banyak food blogger dan pecinta kuliner yang ikut merayakannya dengan membuat konten khusus tentang camilan ini.
Pasangan Setia Kopi dan Teh
Tak bisa dipungkiri, pisang goreng selalu jadi pasangan sempurna untuk secangkir kopi hitam atau teh hangat. Camilan ini memang paling nikmat disantap sore hari sambil bercengkerama. Dari warung kopi sederhana hingga kafe modern, kombinasi pisang goreng dan minuman hangat jadi simbol kebersamaan yang hangat dan akrab.
Sumber Energi yang Mengenyangkan
Selain lezat, pisang goreng juga punya kandungan energi yang cukup tinggi. Pisang sendiri kaya akan kalium, vitamin B6, dan serat. Saat digoreng, ia menghasilkan camilan yang mengenyangkan dan bisa menjadi penunda lapar yang efektif. Tidak heran, pisang goreng sering dijadikan teman perjalanan atau bekal sederhana.
Itulah beberapa fakta menarik pisang goreng, cemilan ini memang sederhana, tapi menyimpan banyak cerita, sejarah, hingga inovasi yang membuatnya tetap dicintai lintas generasi. Dari pasar tradisional hingga pusat kuliner modern, pisang goreng selalu punya tempat di hati masyarakat Indonesia. Rasanya yang renyah, manis, dan hangat menjadikannya camilan yang bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga menghadirkan nostalgia.
