Gado-Gado, Salad Indonesia yang Kaya akan Rasa dan Sejarah

gado gado salad indonesia Foto: Instagram/@iindapur

Kalau ada satu makanan yang bisa disebut “Indonesia banget”, mungkin gado-gado salah satunya. Sepiring penuh sayuran segar, potongan kentang, tahu, tempe, telur rebus, hingga lontong yang disiram bumbu kacang kental, siapa yang bisa menolak? Sering disebut sebagai salad ala Nusantara, gado-gado memang sederhana, tapi di baliknya ada sejarah panjang yang membuatnya istimewa.

Sejarah Gado-Gado

Sejarah gado-gado konon bermula pada abad ke-17, ketika Sultan Agung dari Mataram memimpin pasukan untuk menyerbu ke Batavia. Perang membuat logistik beras sulit didapat, selain itu lumbung-lumbung padi juga ikut dibakar VOC. Dalam kondisi serba terbatas, prajurit warok dari Ponorogo berinisiatif membuat sambal kacang lalu menyiramkannya ke sayuran seadanya yang tumbuh di sekitar sawah.

Kebiasaan itu disebut gadho dalam bahasa Jawa, yang artinya makan lauk tanpa nasi. Dari situ, gado-gado lahir sebagai “makanan darurat”. Belakangan, resep ini berkembang, dengan ditambahkannya lontong, telur, tahu, tempe, bahkan kerupuk. Istilah “gado-gado” sendiri ada yang menyebut dari bahasa Portugis gadu (campur-campur), ada pula yang percaya berasal dari kata “digado” alias makan tanpa nasi.

Variasi Gado-Gado dari Setiap Daerah Indonesia

Yang menarik, gado-gado punya banyak versi. Di Jawa Timur, bumbunya dimasak terlebih dahulu sehingga ketika disiramkan ke sayur, bumbunya terasa gurih pekat. Sementara di Jakarta dan Jawa Tengah, bumbu biasanya diulek dadakan, mengeluarkan aroma kacang yang ditumbuk hingga halus.

Ada juga variasi lainnya, sebagian orang ada yang suka menambahkan santan agar lebih creamy, ada yang menaruh terasi atau kencur biar lebih wangi, bahkan tak jarang ditambah kecap manis. Jadi, jangan heran kalau rasa hidangan ini di setiap daerah bisa berbeda-beda, tapi semua variasi tersebut tetap menemukan penikmatnya.

Baca Juga:  Nasi Uduk, Simbol Akulturasi di Atas Piring Sarapan Pagi

Komposisi Sayuran Segar dan Saus Kacang

Isi gado-gado umumnya sederhana, ada selada, kol, kacang panjang, taoge, mentimun, dan kadang pare atau bunga kol. Beberapa sayuran bisa dikukus sebentar, tapi ada beberapa jenis sayur yang disajikan mentah. Tambahkan kentang rebus, tahu goreng, tempe, jagung pipil, dan telur rebus. Sepiring gado-gado telah siap santap.

Bintang utama dari hidangan ini adalah bumbu kacang. Sejenis saus terbuat dari kacang tanah yang digoreng lalu dihaluskan dengan cara diulek atau menggunakan alat blender, dicampur bawang putih, cabai, gula merah, garam, dan sedikit perasan jeruk nipis atau air cuka. Saat disiramkan ke atas sayuran, bumbu kacang yang gurih berpadu dengan beragam sayuran, sebuah perpaduan yang membuat hidangan sehat ini tidak pernah kehilangan penggemarnya dari masa ke masa.

Budaya Kuliner Nusantara

Kini, gado-gado sebagai warisan kuliner khas Nusantara bisa ditemukan di mana saja, dari kedai di dalam gang, warung pinggir jalan hingga restoran mewah bintang lima. Hidangan ini bukan cuma makanan sehat dan murah meriah, tapi juga simbol bagaimana masyarakat Indonesia mampu berkreasi dalam segala keterbatasan.

Dari cerita sejarah hingga keberagaman rasa di tiap daerah, hidangan ini mengajarkan bahwa makanan tidak hanya soal mengisi perut, tapi juga ada soal identitas. Di setiap suapan hidangan ini, kita bisa merasakan sedikit jejak perjalanan panjang kuliner Nusantara.

Selain Gado-gado ada juga Karedok, makanan khas Sunda sebagai Salad dari Indonesia yang memiliki sejarah panjang bangsa sebagai warisan kuliner Nusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *