Bogor, Jajandikit.id – Kota Bogor selalu punya cara memikat wisatawan, bukan hanya dengan hawa sejuk dan sejarahnya yang panjang, tetapi juga lewat pesona kuliner malamnya. Salah satu titik paling legendaris adalah Jembatan Merah, kawasan kuliner malam di Bogor yang menyediakan makanan khas Bogor dan jenis kuliner lainnya, kawasan ini telah menjadi ikon sejak lebih dari seabad lalu.
Seperti namanya, kawasan ini dinamai dari sebuah jembatan berwarna merah yang dibangun pada era kolonial Belanda sekitar tahun 1880-an. Dulunya, area ini menjadi tempat berkumpul warga Eropa dan Belanda, bahkan para pejabat Hindia Belanda seperti Gubernur Jenderal Gustaf Willem Baron van Imhoff tercatat kerap singgah di sini.
Kini, fungsi kawasan tersebut bergeser namun tetap mempertahankan daya tariknya. Jika siang hari dipenuhi deretan pertokoan yang sibuk, malam hari Jembatan Merah menjelma menjadi salah satu pusat kuliner malam di Bogor yang paling ramai dikunjungi. Lampu-lampu jalan berpadu dengan aroma makanan yang menggoda, membuat siapa pun yang melintas sulit menolak untuk mampir.
Doclang, Primadona Kuliner Legendaris
Salah satu daya tarik utama di Jembatan Merah adalah doclang, makanan khas Bogor yang jarang ditemukan di kota lain. Hidangan ini berupa ketupat dengan siraman bumbu kacang kental, dipadukan dengan kentang rebus, telur rebus, tahu goreng, dan kerupuk. Rasanya gurih, legit, sekaligus mengenyangkan.
Menariknya, penjual doclang di sini tidak hanya satu, melainkan ada beberapa gerobak yang menjual menu serupa berdampingan. Fenomena ini membuat kawasan Jembatan Merah unik dan sekaligus jadi tempat terbaik untuk menemukan doclang bagi pecinta kuliner tradisional.
Harga doclang juga ramah di kantong. Dengan Rp12.000 per porsi, pengunjung bisa menikmati sepiring penuh doclang hangat yang cocok disantap di malam Bogor yang dingin. Tak heran bila jajanan ini selalu jadi incaran utama wisatawan maupun warga lokal.
Ragam Pilihan Kuliner Malam
Selain doclang, Jembatan Merah juga dipenuhi makanan khas Bogor dan jajanan populer lain yang menggugah selera. Mulai dari bubur ayam seharga Rp10.000 per mangkuk, Sate Madura dengan harga mulai Rp20.000 per 10 tusuk, hingga martabak manis dan telur yang dibanderol dari Rp15.000. Tak ketinggalan aneka camilan seperti dimsum Rp2.500 per buah, gorengan Rp1.000-an, hingga pisang aroma dan kue tradisional yang selalu habis diburu pengunjung.
Inilah yang membuat kawasan ini tak pernah sepi, karena siapa pun bisa menemukan makanan sesuai selera dengan harga merakyat. Dari makanan berat hingga sekadar camilan untuk menemani obrolan, semua tersedia di sini.
Akses Mudah ke Jembatan Merah
Keunggulan lain dari Jembatan Merah adalah lokasinya yang strategis. Terletak hanya sekitar 200 meter dari Stasiun Bogor, kawasan ini sangat mudah diakses baik oleh warga lokal maupun wisatawan dari Jakarta yang menggunakan kereta. Tidak heran bila kawasan kuliner malam di Bogor ini dipadati pengunjung dari berbagai kalangan: pelajar, keluarga, hingga wisatawan asing yang penasaran dengan kuliner Bogor.
Jam operasional kuliner malam di Jembatan Merah biasanya mulai pukul 17.00 hingga 24.00 WIB. Jadi, setelah berwisata di siang hari, kawasan ini bisa menjadi tujuan terakhir sebelum kembali pulang atau menginap di Bogor.
Jembatan Merah Menjadi Saksi Perjalanan Kota Hujan
Jembatan Merah adalah saksi bisu perjalanan sejarah Kota Bogor. Dari tempat berkumpul warga Eropa di masa kolonial hingga kini menjadi pusat kuliner malam, kawasan ini tetap menjadi titik pertemuan dan interaksi sosial. Harga yang ramah, pilihan makanan beragam, dan suasana malam yang hangat membuat siapa pun betah berlama-lama di sini. Jika Anda berkunjung ke Bogor, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner di Jembatan Merah, pusat kuliner malam di kota hujan yang legendaris dan tak lekang oleh waktu.