Pernah nggak sih kamu menggigit sebuah bola hijau mungil, lalu tiba-tiba meletup manis di dalam mulut? Itulah klepon, salah satu jajanan tradisional Indonesia yang selalu berhasil mencuri perhatian di tengah gempuran makanan modern. Warnanya hijau segar, bentuknya bulat mungil, teksturnya kenyal, dan sensasi “ledakan” gula merah cair di dalamnya bikin siapa pun ketagihan. Tapi, tahukah kamu bahwa klepon bukan cuma enak—dia juga menyimpan sejarah, filosofi, dan budaya yang kaya?
Yuk, kita selami kisah lengkap tentang si hijau manis ini. Siapa tahu, kamu makin cinta sama jajanan pasar legendaris satu ini!
Apa Sih Klepon Itu?
“Kalau tidak mengenal sejarahnya, masyarakat tidak mengetahui jika klepon adalah makanan warisan leluhur yang sudah tua jejaknya di dalam tradisi kuliner Indoneisa,” Jelas Fadly dikutip dari Kompas.
Adapun bukti tertulis paling tua yang memuat klepon ada pada naskah atau pusaka Keraton Surakarta yaitu Serat Centhini yang ditulis pada masa awal abad ke-19.
Di dalam Serat Centhini beberapa kali disebukan kata “klepon” sebagai bagian dari hidangan yang dipakai untuk suguhan jamuan makan.
Selain itu juga digunakan sebagai acara ritual seperti selamatan atau pesta perayaan.
Fadly menduga jika jauh sebelum abad ke-19, klepon sudah menjadi kudapan manis yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat Jawa kuno.
“Kenapa? Karena melihat dari bahan yang digunakan seperti tepung beras, kemudian pandan, gula aren sebagai pemanis makanan ini, kemudian parutan kelapa,” ujar Fadly.
Bahan klepon tersebut menjadi bagian dari bahan-bahan pangan yang tumbuh di Jawa.
Fadly menambahkan jika bahan pangan dari klepon juga digunakan sebagai bahan pangan untuk membuat makanan lain, seperti dawet dan cendol.
Namun walaupun disinggung dalam naskah atau pusaka Keraton Surakarta yaitu Serat Centhini, klepon tidak identik berasal dari Surakarta.
Fadly menjelaskan jika klepon bisa ditemukan di kawasan Nusantara lainnya hingga kawasan Asia Tenggara. Klepon bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura.
Di Indonesia sendiri klepon juga bisa ditemukan di Bali, Sulawesi, dan Sumatera.
“Artinya, makanan ini jika dianggap sebagai makanan asli dan khas Jawa untuk konteks tersebut kurang tepat,” kata Fadly.
Sebab di kawasan lain juga terdapat klepon, meskipun nama dan penyebutannya berbeda di masing-masing daerah. Setiap tempat memiliki cara unik mereka menyebut makanan tradisional ini, yang menunjukkan kekayaan budaya dan variasi kuliner yang ada di seluruh wilayah.
Fadly mencontohkan jika di Malaysia dan Singapura penyebutan kudapan satu ini bukan klepon, melainkan onde-onde.
Sementara onde-onde yang dikenal masyarakat Indonesia adalah makanan berbentuk bulat yang dilumuri dengan biji wijen dan isinya berasal dari kacang hijau.
Berbeda dengan klepon yang bagian luarnya menggunakan pewarna dari daun pandan yang dicampur dengan tepung beras dan diisi dengan gula aren.
“Artinya penamaannya saja yang berbeda tapi dalam segi bentuknya sama-sama klepon,” pungkas Fadly.
Makanan ini sering menjadi kudapan yang wajib disajikan saat acara penting seperti hajatan, selamatan, atau kenduri. Biasanya disandingkan dengan cucur dan kudapan-kudapan manis lainnya dalam menu ritual. Meski begitu kini klepon banyak dijual di pasaran. Tentunya dengan ciri khas utamanya, yaitu isian gula dan baluran kelapa.
Baca Juga: Kue Putu, Jajanan Yang Tak Lekang Oleh Zaman
Kenapa Klepon Dibuat?
Ternyata, klepon nggak cuma dibuat untuk dimakan, tapi juga menyimpan nilai budaya dan filosofi.
- Pelengkap Upacara Tradisional
Klepon kerap hadir dalam kenduri, selametan, atau perayaan adat lainnya. Bentuknya yang bulat melambangkan keutuhan dan harapan hidup yang manis. - Simbol Kehidupan
Isian gula merah yang meletup saat digigit dipercaya sebagai lambang kejutan manis dalam hidup. Filosofis banget, ya? - Mudah Dibuat & Ekonomis
Bahannya sederhana: tepung ketan, gula merah, dan kelapa. Semua bisa didapat dari pasar tradisional. Klepon jadi pilihan jajanan yang merakyat.
Makanan yang Bisa Dinikmati Kapanpun
Klepon termasuk makanan yang fleksibel banget! Bisa dinikmati kapan saja:
- Pagi hari: sebagai pengganti sarapan ringan
- Sore hari: teman minum teh atau kopi
- Acara keluarga atau budaya: dari tumpengan sampai arisan
- Hari-hari besar keagamaan: sebagai bagian dari sajian kenduri
Siapa yang Makan Klepon?
Jawabannya: semua orang! Anak-anak suka karena manis dan unik. Orang dewasa suka karena nostalgia. Bahkan di luar negeri, makanan ini jadi primadona di restoran Indonesia atau toko Asia. Di Belanda, misalnya, makanan ini tersedia di toko-toko makanan Asia karena banyaknya diaspora Indonesia di sana.
Dimana Kita Bisa Mendapatkannya ?
Meski tradisional, klepon tetap eksis dan bisa kamu temui di banyak tempat:
- Pasar tradisional (jajanan pasar pagi)
- Toko kue tradisional atau warung kopi
- Gerobak keliling
- Marketplace digital seperti GoFood, ShopeeFood, GrabFood
- Restoran Indonesia di luar negeri
Kalau kamu tinggal di kota besar, hampir pasti kamu bisa menemukannya setiap hari. Tapi klepon rumahan buatan tangan nenek di desa? Wah, rasanya susah dikalahkan.
Baca Juga: Resep Peyek Teri Renyah
Cara Membuat Klepon Sendiri di Rumah

Penasaran ingin mencoba bikin sendiri? Ternyata caranya cukup mudah, lho. Ini dia resep dasar yang banyak digunakan :
Bahan:
- 200 gram tepung ketan
- 150 ml air pandan (air + daun pandan diblender & disaring)
- 100 gram gula merah (serut halus)
- 100 gram kelapa parut (kukus agar tidak cepat basi)
- Sejumput garam
Cara Membuat:
- Campurkan tepung ketan dan air pandan sedikit demi sedikit hingga bisa dipulung.
- Ambil sedikit adonan, pipihkan, beri isian gula merah, lalu bulatkan.
- Rebus air hingga mendidih. Masukkan bola-bola klepon. Jika sudah mengapung, artinya klepon matang!
- Angkat dan gulingkan di kelapa parut yang sudah dikukus dan diberi sejumput garam.
- Sajikan dalam pincuk daun pisang atau wadah favoritmu.
Tips: Sajikan saat masih hangat untuk sensasi “meletup” yang maksimal!
Klepon Warisan Budaya Bangsa
Klepon adalah bagian dari warisan budaya kuliner Bangsa Indonesia yang patut kita banggakan. Ia hadir dalam momen-momen bahagia, dalam tradisi, dan juga dalam keseharian kita. Di balik kesederhanaannya, klepon menyimpan rasa, nilai, dan kenangan.
Jadi, lain kali kamu melihat klepon di pasar atau di depan rumah, cobalah satu. Rasakan kenyalnya, nikmati manisnya, dan biarkan ia mengingatkan kita pada hangatnya budaya dan rumah.