Jakarta bukan hanya ibukota negara, tetapi juga rumah bagi beragam kuliner tradisional yang lahir dari masyarakat Betawi. Hidangan-hidangan ini bukan sekadar makanan, melainkan cermin sejarah panjang akulturasi budaya Arab, Tionghoa, India, hingga Eropa yang bercampur di Batavia. Dari sajian berat hingga camilan manis, kuliner Betawi menawarkan kekayaan rasa yang menggoda selera. Berikut deretan kuliner khas Betawi yang wajib dicicipi.
1. Soto Betawi
Soto Betawi adalah hidangan berkuah santan yang kaya rempah, biasanya berisi potongan daging sapi, jeroan, kentang, dan tomat. Ciri khasnya terletak pada kuahnya yang gurih dan sedikit kental, hasil perpaduan santan atau susu dengan bumbu rempah. Soto ini mulai populer di awal abad ke-20 ketika kuliner dari Arab, India, dan Tionghoa masuk ke Batavia dan berpadu dengan cita rasa lokal. Hingga kini, kuliner khas Betawi tetap jadi salah satu kuliner yang paling dicari baik oleh warga Jakarta maupun wisatawan.
2. Ketoprak
Ketoprak adalah hidangan sederhana namun penuh makna. Isinya berupa lontong, bihun, tahu, tauge, dan kadang ditambah telur rebus, lalu disiram dengan saus kacang kental yang gurih. Taburan bawang goreng dan kerupuk melengkapi rasa sekaligus memberi tekstur renyah. Nama ketoprak diyakini muncul pada masa krisis ekonomi tahun 1930–1931. Saat itu, seorang pemain seni pentas ketoprak di kawasan Krukut, Jakarta, mencari penghasilan tambahan dengan berjualan tahu goreng menggunakan pikulan. Karena ia cukup terkenal sebagai pemain ketoprak, banyak orang yang memanggilnya dengan sebutan “Bang Ketoprak!” ketika ingin membeli dagangannya. Hidangan ini banyak dijual dengan gerobak keliling di sudut-sudut Jakarta, menjadikannya ikon kuliner jalanan Betawi.
3. Kue Geplak
Kue geplak adalah camilan manis yang terbuat dari parutan kelapa dan gula, menghasilkan rasa legit dengan tekstur padat. Warna kue ini biasanya putih atau kecokelatan, tergantung gula yang digunakan. Dulu, kue geplak sering dibuat untuk suguhan acara keluarga atau hajatan masyarakat Betawi. Keberadaannya menjadi simbol keramahan tuan rumah kepada tamu. Walau kini semakin jarang ditemukan, kue geplak masih bisa dijumpai di pasar tradisional atau toko kue khas Betawi.
4. Laksa Betawi
Laksa Betawi berbeda dengan laksa Bogor atau Singapura. Kuahnya kental berwarna kuning pekat karena perpaduan santan, kunyit, rempah, serta tambahan udang rebon yang memberi rasa khas. Isinya pun komplet, ada bihun, tauge, telur rebus, ketupat, hingga taburan daun kemangi yang wangi. Laksa Betawi sebagai kuliner khas betawi sering dijadikan hidangan pada acara keluarga besar atau hari raya. Rasanya yang gurih sekaligus segar membuat laksa ini jadi salah satu ikon kuliner Betawi yang tak lekang oleh waktu.
5. Kerak Telor
Kerak telor adalah makanan ikonik yang sering disebut sebagai “kuliner festival” Betawi. Terbuat dari beras ketan, telur bebek, ebi, dan serundeng, kerak telor dimasak dengan cara unik: wajan dibalik di atas bara api hingga bagian bawahnya gosong dan renyah. Hidangan ini pertama kali populer pada era kolonial dan terus bertahan hingga kini. Setiap ada Pekan Raya Jakarta (PRJ), kerak telor selalu jadi primadona yang diburu wisatawan.
6. Gabus Pucung
Gabus pucung adalah semacam sup tradisional yang menggunakan ikan gabus sebagai bahan utama, dimasak dengan kluwek hingga menghasilkan kuah hitam pekat. kuliner khas betawi ini sudah dikenal sejak zaman kolonial, ketika masyarakat Betawi memilih ikan gabus karena harganya murah dibanding ikan mas atau bandeng. Rasa gurih kuahnya berpadu dengan tekstur ikan gabus yang lembut. Sayangnya, kuliner ini kini semakin langka di Jakarta karena keterbatasan bahan baku.
7. Sayur Besan
Sayur besan adalah hidangan khas Betawi yang biasanya disajikan saat acara pernikahan, khususnya untuk menghormati keluarga besan. Bahan utama sayur ini adalah terubuk (sejenis tanaman mirip jagung), yang dimasak bersama kentang, ebi, dan bumbu gurih. Rasanya ringan namun sarat makna budaya, karena simbol keharmonisan dan penghormatan kepada keluarga mempelai. Kini, sayur besan semakin jarang ditemui, bahkan banyak generasi muda Betawi yang belum pernah mencicipinya.
8. Nasi Ulam
Nasi ulam adalah sajian nasi berbumbu rempah yang diberi taburan serundeng, kacang tanah goreng, daun kemangi, serta tambahan lauk seperti dendeng atau semur. Hidangan ini mencerminkan perpaduan budaya Betawi dengan pengaruh Tionghoa dan India yang kuat. Rasanya gurih dan aromatik, membuatnya cocok dimakan siang maupun malam. Nasi ulam banyak dijual di warung-warung makan tradisional Betawi, terutama di kawasan Tanah Abang dan Condet.
9. Semur Jengkol
Semur jengkol adalah salah satu kuliner khas Betawi yang penuh kontroversi: aromanya menyengat, tetapi rasanya bikin ketagihan. Jengkol dimasak dengan kecap manis, bawang, dan rempah hingga empuk serta bumbunya meresap. Sajian ini sering hadir dalam acara keluarga Betawi sebagai menu utama. Meski tak semua orang bisa menerima aromanya, semur jengkol tetap menjadi identitas kuliner Betawi yang tak tergantikan.
10. Dodol Betawi
Dodol Betawi biasanya dibuat menjelang Lebaran, dengan proses memasak yang panjang dan melelahkan. Terbuat dari ketan, gula merah, dan santan, dodol dimasak berjam-jam dalam kuali besar sambil diaduk tanpa henti. Proses gotong royong inilah yang menjadi tradisi penting masyarakat Betawi. Dodol Betawi memiliki tekstur kenyal dan rasa manis legit yang tak kalah dengan dodol Garut.
11. Kembang Goyang
Kue kembang goyang adalah kue kering tradisional berbentuk bunga yang digoreng hingga renyah. Adonannya terbuat dari tepung beras, telur, santan, dan gula, lalu dicetak menggunakan cetakan khas yang digoyang di minyak panas. Teksturnya garing dengan rasa manis gurih, cocok dijadikan camilan saat kumpul keluarga. Hingga kini, kembang goyang masih sering hadir di meja saat Lebaran atau hajatan.
12. Roti Buaya
Roti buaya adalah roti berbentuk buaya besar yang wajib hadir dalam adat pernikahan Betawi. Buaya dianggap simbol kesetiaan karena hanya kawin sekali seumur hidup. Roti ini biasanya tidak dimakan, melainkan dijadikan sesajen simbolis dalam prosesi adat. Meski begitu, kini banyak roti buaya modern dengan isian cokelat, keju, atau selai yang bisa dinikmati.
13. Nasi Uduk
Nasi uduk adalah menu sarapan favorit orang Jakarta. Beras yang dimasak dengan campuran santan, daun salam, dan serai sehingga menghasilkan aroma harum dan rasa gurih. Kuliner khas betawi ini biasanya disajikan dengan ayam goreng, semur, bihun, tempe orek, dan sambal kacang. Sajian ini konon mendapat pengaruh dari kuliner Melayu. Hingga sekarang, nasi uduk tetap populer dan mudah ditemukan di berbagai sudut kota.
14. Kue Pancong
Kue pancong adalah jajanan pasar berbahan dasar kelapa parut, tepung beras, dan santan. Adonannya dipanggang di cetakan khusus hingga bagian luarnya garing sementara dalamnya tetap lembut. Rasanya gurih dengan aroma kelapa yang kuat, biasanya disajikan hangat dengan taburan gula pasir di atasnya. Kue pancong sangat populer sebagai camilan malam hari di Jakarta.
15. Gado-gado
Gado-gado sering disebut sebagai salad khas Indonesia. Terbuat dari sayuran rebus seperti kangkung, tauge, kentang, tahu, tempe, dan telur, disiram saus kacang gurih. Cita rasa gurih, manis, dan pedas bercampur jadi satu, menciptakan harmoni rasa yang segar. Gado-gado sudah terkenal hingga mancanegara dan sering disebut “Indonesian salad” dalam buku kuliner internasional.
16. Asinan Betawi
Asinan Betawi adalah hidangan segar yang terbuat dari sayuran atau buah yang diasinkan lalu diberi kuah asam pedas. Rasanya unik, ada asam, manis, pedas, dan segar dalam satu gigitan. Biasanya disantap siang hari sebagai penghilang dahaga sekaligus penambah selera makan. Asinan Betawi mudah ditemui di Jakarta, terutama di kawasan pasar tradisional atau toko kuliner khas Betawi.
