Jakarta – Di tengah panasnya orasi mahasiswa dan barisan tameng aparat yang rapat di depan Gedung DPR RI, terselip satu pemandangan unik nan kontras, sebuah mobil bak terbuka yang akrab dengan suara “tahu bulat digoreng dadakan” tetap beroperasi seperti biasa.
Mobil tahu bulat ini bukan sekadar lewat. Ia parkir, membuka lapak, dan mulai menggoreng. Tepat di tengah-tengah suasana demonstrasi yang dipenuhi spanduk, suara toa, dan sorakan tuntutan, aroma gurih tahu bulat justru menarik perhatian sebagian massa.
Pedagangnya, seorang pria dengan topi berwana hitam, tampak di pipinya coretan putih dari pasta gigi, tetap tenang meski situasi sekitarnya serba tak menentu. Ia duduk di sudut bak mobilnya, sesekali menggoreng sambil mengawasi kondisi sekitar, tapi tangannya tak pernah berhenti mengaduk-aduk tahu di dalam minyak panas.
“Ya, niatnya jualan aja, lumayan pulang bawa rezeki,” katanya tanpa banyak basa-basi saat ditanya soal keputusannya berjualan di tengah demo.
Mobilnya terparkir hanya beberapa meter dari barikade polisi bersenjata lengkap, dan cukup dekat untuk menyaksikan orasi-orasi lantang soal tunjangan pejabat, pengesahan RUU Perampasan Aset, hingga isu korupsi yang tengah panas.
Namun di tengah panasnya isu dan cuaca, tahu goreng hangat ini justru menjadi penyelamat bagi para mahasiswa. Mereka berdiri, mendengarkan orasi, lalu sesekali menyempatkan diri membeli tahu untuk sekadar mengisi perut dan memulihkan energi.
Salah satu pendemo, Ahmad (26), mengaku baru makan sejak pagi dan tak menyangka ada penjual tahu bulat di tengah demo.
“Aneh tapi nyambung. Lagi demo serius tapi bisa sambil makan tahu,” katanyanya sambil tertawa kecil.
Pemandangan ini menjadi ironi sekaligus pengingat, bahwa di tengah ketegangan sosial dan politik, hidup tetap berjalan dengan cara masing-masing.