Wangi santan yang lembut, taburan bawang goreng yang menggoda, dan seporsi lauk lengkap yang menggoda mata, itulah ciri khas nasi uduk, kuliner khas Betawi yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sarapan pagi warga Jakarta dan sekitarnya.
Namun lebih dari sekadar sajian harian, nasi uduk menyimpan sejarah panjang yang berkaitan erat dengan akulturasi budaya dan identitas kuliner kota Jakarta.
Asal Usul dan Sejarah Nasi Uduk
Nasi uduk berasal dari wilayah Betawi, yang kini dikenal sebagai Jakarta. Kata “uduk” sendiri dalam bahasa Betawi bisa diartikan sebagai “bercampur”, merujuk pada campuran santan dan rempah-rempah yang digunakan dalam proses memasak nasi.
Namun, jika ditelusuri lebih jauh, nasi uduk memiliki akar historis yang beririsan dengan budaya Melayu dan Islam. Menurut peneliti kuliner Dr. Fadly Rahman dalam buku “Jejak Rasa Nusantara”, nasi uduk kemungkinan merupakan hasil adaptasi dari nasi lemak Malaysia dan nasi kebuli Arab, yang dibawa masuk oleh para pedagang dan penyebar agama Islam ke Nusantara sejak abad ke-15.
Santan, cengkeh, kapulaga, dan kayu manis—semua bahan itu menunjukkan pengaruh perdagangan rempah yang kuat di pelabuhan Sunda Kelapa (kini Jakarta) pada masa itu.
Baca Juga:
Nasi Uduk Vs Nasi Liwet: Apa Bedanya?
Komposisi dan Cita Rasa
Yang membuat nasi uduk istimewa adalah cara memasaknya yang tidak biasa. Jika umumnya nasi hanya dimasak dengan air, nasi uduk menggunakan campuran santan, serai, daun salam, dan daun pandan, yang membuat aromanya harum dan teksturnya gurih lembut.
Elemen utama nasi uduk:
- Nasi gurih – dimasak dengan santan dan rempah.
- Bawang goreng – ditabur di atas nasi sebagai penambah aroma dan tekstur.
- Lauk-pauk – beragam pilihan seperti telur balado, ayam goreng, bihun goreng, tempe orek, dan sambal kacang.
- Pelengkap – kerupuk, emping, mentimun, dan terkadang sambal bawang atau sambal kacang.
“Kekuatan nasi uduk bukan hanya di nasinya, tapi pada keberagaman lauk yang menyertainya. Ini mencerminkan budaya Betawi yang terbuka dan beragam.”
— William Wongso, pakar kuliner Indonesia
Ragam Nasi Uduk di Berbagai Daerah
Walaupun dikenal sebagai kuliner khas Betawi, nasi uduk punya banyak versi regional di berbagai wilayah Indonesia. Tiap daerah membawa sentuhan lokal yang membuat nasi uduk menjadi sajian yang lebih dari sekadar nasi gurih.
Nasi Uduk Betawi
Versi klasik Betawi. Biasanya disajikan di pagi hari sebagai sarapan. Ciri khasnya adalah lauk komplet seperti ayam goreng, telur dadar iris, bihun, dan sambal kacang. Disajikan di atas daun pisang dan biasanya dijual oleh pedagang kaki lima.
Nasi Uduk Kuning (Makassar)
Sedikit berbeda karena menggunakan kunyit dalam campuran santannya, sehingga nasi menjadi berwarna kuning. Disajikan dengan ayam goreng lengkuas dan sambal tomat khas Sulsel.
Nasi Uduk Modern (Kafe Urban)
Kini, nasi uduk banyak disajikan dalam versi modern di kafe atau restoran kekinian. Disajikan dalam piring cantik, dengan lauk seperti ayam panggang madu, sambal matah, hingga telur onsen. Namun tetap mempertahankan aroma santan dan rempah.
Kandungan Gizi dan Fungsi Sarapan
Satu porsi nasi uduk lengkap (±350 gram) mengandung:
- Kalori: 500–700 kkal
- Protein: 18–22 gram
- Lemak: 25–30 gram
- Karbohidrat: 60–80 gram
Menurut ahli gizi dari FK UI, nasi uduk dapat menjadi pilihan sarapan bergizi jika dikonsumsi dengan porsi seimbang. Hindari terlalu banyak gorengan atau lauk berlemak untuk menjaga nilai gizinya tetap ideal.
Tradisi dan Budaya Nasi Uduk di Jakarta

Di Jakarta, nasi uduk bukan hanya makanan. Ia sudah menjadi bagian dari budaya dan ekonomi rakyat.
- Pedagang nasi uduk tersebar di hampir setiap sudut jalan pada pagi hari.
- Banyak warung nasi uduk legendaris yang sudah eksis sejak 1960-an, seperti Nasi Uduk Kebon Kacang Zainal Fanani dan Nasi Uduk Ibu Sum.
- Dalam tradisi masyarakat Betawi, nasi uduk juga sering dihidangkan dalam acara syukuran, maulid, atau tahlilan. Biasanya disajikan dalam bentuk besek bersama lauk lengkap dan urap sayur.

Fakta Menarik Nasi Uduk
- Nasi uduk masuk 10 besar kuliner paling dipesan via ojek online, menurut riset GrabFood tahun 2022.
- Di Malaysia, versi serupa dikenal sebagai nasi lemak, tapi dengan sambal ikan bilis dan tanpa bihun goreng.
- Kata “uduk” juga berarti “serba ramai” dalam bahasa Jawa, cocok dengan lauknya yang lengkap.
Nasi Uduk, Lebih dari Sekadar Nasi yang ditambahkan Santan
Nasi uduk adalah contoh nyata bagaimana kuliner sederhana bisa mencerminkan sejarah panjang, budaya yang kaya, dan adaptasi rasa masyarakatnya. Dari pelabuhan Sunda Kelapa hingga warung di gang sempit Jakarta, dari bekal anak sekolah hingga menu hotel bintang lima—nasi uduk telah menyatu dalam kehidupan orang Indonesia.